Resume Masa Depan dan Masa Lalu
Halo semuanya, perkenalkan nama
saya Sekar Aulia Aisyah Adila. Saya lahir pada tanggal 18 Maret 2006, di Sidoarjo.
Saya anak kedua dari tiga bersaudara, yang pertama ada kakakku laki-laki yang
kedua adalah aku, dan yang ketiga adalah adekku laki-laki. Saya berasal dari
keluarga yang tidak utuh, alias orang tua saya bercerai, tetapi itu tidak menjadi
alasan saya untuk melakukan kenakalan yang membuat keluarga saya semakin
hancur. Saya berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya,
meskipun juga dilewatin sambil nangis nangis tapi gapapa, kita bisa melewati
itu semua pada akhirnya. Saya perempuan sendirian diantara semua
saudara-saudaraku. Ada enaknya dan ada nggak enaknya, tapi lebih banyak
enaknya. Saya sudah lama tidak merasakan adanya kehadiran sosok bapak di hidup
saya setelah orang tua saya bercerai, namun kakak saya berusaha keras agar bisa
menjadi seorang bapak kepada adik adiknya, begitu juga ibu saya yang berjuang
mati matian agar bisa membesarkan ketiga anaknya menjadi orang sukses. Saya
menempuh pendidikan SD ada di tiga tempat, yang pertama ada di SDI Sabilillah,
yang kedua adalah SDN Tlatah Bojonegoro, dan yang terakhir ada di SDN
Siwalankerto 1 Surabaya. Banyak sekali bukan? Kalau kalian tanya “kok ada banyak
banget sd nya?” jawabannya adalah karena waktu itu ada masalah keluarga yang
mengharuskan aku untuk pindah sekolah. Kalau boleh jujur pindah-pindah tempat
sekolah itu sangat capek, dari adaptasi dulu sama teman-teman baru, adaptasi
dulu dengan lingkungannya, dan masi banyak lagi. Tapi dibalik itu semua, itu
sangat menyenangkan, karena tiap berada dibeda daerah ada cerita tersendiri
yang menjadikanku selalu flashback dimasa itu. Selanjutnya yaitu aku
Melanjutkan pendidikan SMP di SMPU Amanatul Ummah Surabaya, di jenjang ini aku tidak
pindah-pindah sekolah lagi, selama aku menempuh pendidikan disana, aku juga
mengikuti sebuah organisasi pramuka yang biasa disebut juga “Dewan Ambalan”. Tetapi
sayangnya pada tahun 2020 datanglah sebuah pandemi yang biasa disebut juga “COVID-19”
semua sekolah melakukan pembelajaran selama online. Pada tahun itu aku merasa
kesusahan dengan peristiwa ini, anak sekecil itu yang tidak paham tentang teknologi
dipaksa itu bagaimana caranya agar bisa mengikuti pembelajaran selama online.
Hari-hari pun berlalu, tidak
terasa aku sudah memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi yaitu SMA,
aku bersekolah di SMAN 2 Sidoarjo, kali ini jaraknya sangat jauh dari rumah. Banyak
sekali orang-orang yang menyayangkan keputusanku, karena jarak dari rumah ke sekolah
sangatlah jauh, kenapa tidak ambil sekolah yang dekat-dekat saja? Tetapi aku
tetap berpegang kuat dengan niatku, ini yang aku ambil, harus berani ambil risiko
apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dengan begitu aku jarang sekali
datang terlambat ke sekolah. Selama aku menempuh pendidikan disana juga
mengikuti sebuah ekstrakulikuler Palang Merah Remaja (PMR). Selama di PMR ini aku
mengikuti beberapa lomba, tetapi saya tidak menang. Tapi tidak apa-apa itu
semua tidak masalah, yang diambil adalah pengalamannya. Selama di SMA ini saya
berusaha mencari rencana masa depan yang bagus, berbagai cara sudah saya coba
lakukan. Tetapi banyak diantaranya tidak sesuai dengan rencana. Selama berada
di masa SMA banyak orang yang bilang kalau masa di SMA itu sangat menyenangkan,
dan betul, ketika saya sudah melewati momen itu saya merasa kangen, ingin berada
di momen itu lagi. Tetapi pada hakikatnya waktu tidak bisa diputar kembali. Pertemanan
saya di SMA juga mengalami mana yang pertemanan asli dan mana yang pertemanan
palsu, sangat kelihatan. Awal awal saya memang sakit hati akan hal itu, mungkin
dengan ini Tuhan mengarahkan kita, mana yang cocok untuk pertemanan dimasa
mendatang dan mana yang cocok untuk dimasa sekarang saja.
Selama saya melewati semua lika
liku masalah yang satang bertubi-tubi, intinya kita harus tabah, kita harus
melewati itu semua, jangan lari dari masalah, kalau lari dalam masalah, malah
membuat masalah itu semakin besar. Pada saya kelas tiga SMA saya sudah mulai
fokus lebih dalam untuk merancang masa depan saya. Mulai dari ikut les bimbel,
belajar dengan lebih giat lagi, hingga pulang selalu larut malam dikarenakan
belajar. Semua jeripayah saya selama di SMA tidak membuahkan hasil yang sangat
bagus, hanya saja hasilnya pas pasan. Awalnya saya sedih, tetapi jika saya
berlarut larut dalam kesedihan tidak akan ada yang berubah, hanya
membuang-buang energi saya. Setelah merasakan tidak diterima PTN impian, saya
menemuan UNUSA dari rekomendasi saudra saya, katanya “sudah masuk unusa saja,
deket sama rumah, lebih enak lo” dari kata kata tersebut saya menjadi berpikir
lebih dalam lagi, “aku maunya apa si di masa depan nanti?” setelah berunding
dengan cukup singkat, akhirnya saya memutuskan untuk masuk UNUSA saja. Setelah
saya masuk ke UNUSA saya baru tahu kalau UNUSA termasuk PTS terbaik dibeberapa
versi media, saya terkejut, kagum, mungkin ini rencana Tuhan, ingin saya
menjadi lebih baik, menjadi lebih berkualitas melalui univ ini.
Rencana saya di masa depan adalah
ingin mencoba bekerja di luar negeri sebagai perawat rumah sakit. Saya ingin
sekali pergi ke kota swiss , mungkin suatu saat nanti akan ada waktunya saya berada
disana. Selain itu saya juga ingin merawat orang orang yang ada di sekitar
saya, dikarenakan banyak yang sakit dikeluarga saya namun saya tidak bisa
melakukan apa apa dikarenakan minimnya ilmu tentang kesehatan. Dengan bersekolah
keperawatan saya berharap bisa menjadi orang yang bermanfaat dilingkungan saya
maupun di masyarakat luas sana. Waktu kejadian nenek saya sakit, saya hanya
bisa memberikan pelayanan terbaik, contohnya yaitu menyuapi saat makan,
mengambilkan minum, mengambilkan obat, menghibur nenek saya disaat merasa bosan.
Dengan kejadian itu saya lebih bertekad lagi untuk menambah ilmu di bidang
kesehatan. Rencana saya selanjutnya saya ingin memiliki rumah cluster yang nyaman,
lucu, asri, dan susai budget di kantong. Dikarenakan saya senang sekali
mendekor rumah, jadi ketika besar nanti saya ingin mendekor rumah saya nanti
menjadi lebih hangat, lucu, tenang, dan merasa kembali ke rumah, bukan hanya
sekedar tempat tinggal, namun juga bisa menjadi tempat berlindung ketika kita
butuh sesuatu. Setelah itu tercapai mungkin saya akan melanjutkan pendidikan
saya di S2 Keperawatan. Dikarenakan saya ingat pesan pesan dari orang-orang
yang sudah meninggalkan saya lebih dulu mengatakan bahwa aku harus kuliah,
karena itu mimpi mimpi mereka. Hanya itu saja yang aku berikan kepada mereka
selain doa. Setelah pendidikan S2 saya mungkin akan menikah, dan membangun
keluarga kecil yang utuh, hangat, dan merasa lebih aman bersama keluarga.
Komentar
Posting Komentar